Rabu, 02 Oktober 2024

"KOSONG" AWAL YANG BARU BAGI RUANG SENJA

Sebuah awal yang baru bagi Ruang Senja memulai karier di industri musik professional dengan mengeluarkan single pertama yang berjudul “KOSONG” bergenre Folk-Pop.

Band yang berasal dari kota Bandung, Jawa Barat ini merupakan band yang terdiri dari 2 (dua) personil yaitu Eriza (Vokal dan mandolin) dan juga Fajar (Guitar). Berawal dari ide cerdas sang manager Usman, yang merasa bahwa jika kedua orang ini disatukan oleh sebuah project musik, maka akan menghasilkan karya yang bisa dinikmati oleh para penikmat dan pecinta musik saat ini.

Eriza sang vokalis sendiri awalnya merupakan orang yang dimintai tolong untuk mengisi suara pada project-project demo lagu yang dibawa oleh Usman, sementara sang gitaris Fajar sebagai orang yang mengerjakan project mixing mastering dan lagunya. Dan Fajar pula yang pertama kali memperkenalkan Eriza pada sang manager.

“KOSONG” merupakan single pertama yang di rilis bersama Lebel Pro-M, lagu ini menceritakan tentang sebuah perjalanan emosional yang membawa pendengar menyelami perasaan hampa dan kebingungan saat cinta yang pernah kuat kini memudar. Dengan nuansa yang melankolis dan lirik yang lugas, ruang senja mencoba menciptakan atmosfer yang mengikat dan mengajak pendengar untuk merenung. Namun sebelumnya, Ruang Senja pernah merilis album secara indie. Lagu “KOSONG” ini adalah pembuka jalan mereka di industri musiik professional, yang akan di ikuti oleh beberapa single setelahnya dan juga sebuah album yang akan di rilis pada awal 2025.

Spoiler Alert! Beberapa single yang akan dirilis setelah “KOSONG”, berjudul “JARAK DAN WAKTU”, “SEKALI SAJA” dan “SELESAI SUDAH” yang nantinya akan masuk ke dalam Album yang berjudul “RAMPUNG”. Dimana lagu-lagu itu akan segera dirilis setiap satu bulan setelah perilisan lagu ini.

Bersama Label PRO-M, Ruang Senja siap melangkah ke dalam industri musik Indonesia dan menghibur semua pecinta musik dengan lagu-lagu dan penampilannya.



DUO INDIE POP RAHZA RILIS SINGLE DEBUT "FINDING MY WAY"

“Rindu, Bingung, Penat” adalah tiga hal yang dapat digambarkan dari lagu “Finding My Way” dari Rahza.

Rahza adalah musisi duo asal Kota Malang. Duo tersebut beranggotakan Azhar Bintang Ardiansyah dan Dhimas Ihza Wisnutama. Setelah menjalankan banyak proyek musik bersama, akhirnya mereka memutuskan untuk menjalani karier baru sebagai duo melalui single perdana yang akan dirilis berjudul “Finding My Way”.

“Finding My Way” menceritakan tentang bagaimana rasa penat seseorang yang merindukan sebuah “Rumah” yang selalu didambakan. Terjebak oleh hiruk pikuk kesibukan sehari-hari membuat dia tak mampu untuk “Pulang” ke dalam “Rumah”nya.

Azhar mendeskripsikan isi singkat dari lagu “Finding My Way” sebagai “Mencari kenyamanan di sebuah “Rumah”. “Rumah” pun bisa diartikan beda-beda, ada yang menganggap “Rumah” itu suatu tempat, seseorang, ataupun sebuah momen".

Seperti yang disampaikan oleh Azhar, lagu “Finding My Way” mempresentasikan bagaimana perasaan seseorang merindukan apa yang dianggapnya sebagai rumah. Namun, dalam lagu ini, Azhar menceritakan betapa rindunya tokoh ini pada seseorang. Dikutip dari liriknya “I needed someone to keep me on my line”, menceritakan bahwa tokoh tersebut mendambakan hadirnya seseorang untuk membantunya fokus pada apa yang ingin dicapai.

Dalam proses produksi “Finding My Way”, Rahza juga dibantu oleh beberapa rekan demi mewujudkan lagu ini. Dengan Azhar sebagai penulis lagu dan Dhimas berperan besar dalam aransemen lagu ini, Rahza juga memberikan beberapa ucapan terima kasihnya kepada Kevin Aldianto (@kevinaldiant) yang telah membantu proses aransemen, Muhammad Farhan Idami (@farhanidami) yang telah membantu take bass guitar, Jennifer Cynthiabella (@jeneeyper) yang membantu sebagai backing vocal dan membantu proses photoshoot, Rangga Anda Rahman (@rangga.andarahman) yang membantu proses photoshoot, Poppy Maharani Rismandika (@poop.py) sebagai pencipta artwork untuk lagu “Finding My Way”, dan Homeband UB (@homeband_ub) sebagai penyedia alat dan tempat untuk proses produksi Rahza.


BIANCADIMAS RILIS SINGLE TERBARUNYA BERTAJUK "RINDU MERINDU SERINDU RINDUNYA"

Seperti biasa, lagu-lagu keluaran BIANCADIMAS ditulis dan diproduseri oleh pasangan Dimas Wibisana dan Bianca Nelwan, berdasarkan kisah cinta mereka. Namun gaya musiknya kali ini agak berbeda dengan single-single mereka sebelumnya. Meskipun mereka telah bekerja dengan artis lain, mereka belum pernah terjun ke gaya musik khusus ini sebelumnya.

“Kami hanya ingin membuat lagu tentang rindu yang ritmenya juga danceable,” kata Dimas. Lagu bernuansa latin dance ini berkisah tentang seseorang yang merindukan pasangannya yang dipisahkan oleh jarak. “Kami menulis lagu ini selama masa karantina COVID-19, setelah tidak bertemu anak-anak kami selama dua minggu—itu adalah kerinduan yang sangat besar,” jelas Bianca. Meski terinspirasi dari kerinduan orang tua terhadap anaknya, liriknya sangat universal dan juga cocok untuk mereka yang merindukan pasangan, keluarga, atau teman.

Pengulangan lirik yang unik menjadi kekuatan lagu ini, dipadukan dengan nada-nada ceria dan musik manis, enak didengar pendengarnya dan cepat menenangkan hati yang rindu. “Kami menciptakan lagu ini ketika kami sedang merasa sangat nostalgia. Tapi suasananya tidak sedih, karena kami tahu kami akan segera bertemu lagi. Romantis sekali,” kata Dimas.

“Rindu Merindu Serindu-rindunya” merupakan pendahulu dari album kedua BIANCADIMAS yang bertajuk “Merangkai Selamanya”. Setelah “Rindu ygMerindu Serindu-rindunya,” akan ada satu single yang dirilis setiap bulan menjelang perilisan album pada bulan Oktober Dua single terakhir BIANCADIMAS, “Kalimat Cinta” dan “Manusia Paling Menyebalkan” sukses masuk tangga lagu Puncak Klasemen, Indo Viral 50, dan Naik Daun di Spotify. Bianca berharap “Rindu Merindu Serindu-rindunya” juga masuk chart yang bisa menemani lebih banyak orang yang sedang merindukan seseorang.



YOWHA MENCERITAKAN PERASAAN TAKUT TIDAK DITERIMA LEWAT LAGU “SILUMAN”

Seperti halnya perasaan cinta dan bahagia. Rasa takut tidak diterima, kesepian ditengah keramaian, rasa takut tentang "apakah ia akan pergi juga selalu saja menjadi momok yang menakutkan. Meski sebenarnya, mengutarakan dan membukanya berulang juga tidak apa-apa. Hal inilah yang membuat seorang musisi muda asal Jakarta, yowha (dengan penulisan huruf kecil), untuk bercerita apa yang ia alami melalui single berjudul “Siluman”.

Pada awalnya, bagi yowha, segala perasaan itu hanya perlu disimpan dan tak perlu ditengok lagi barang sedetikpun, karena segalanya akan membuatnya menjadi jauh lebih mengamini segala ketakutan yang ia ciptakan sendiri. "Banyak cerita yang kusimpan rapat di dalam jurnal pribadiku dan tak pernah memiliki keberanian untuk kubuka ulang," cerita yowha.

“Siluman” hadir begitu saja tanpa diupayakan, rentetan kata dari jurnal yang ia kira hanya perlu disimpan menahun berubah menjadi alunan nada yang membawanya jauh lebih berani untuk menerima dan membuka diri untuk cerita yang baru. Satu-per-satu terbuka, namun justru menguatkan kita bahwa "perasaan ingin diterima apa adanya" adalah milik setiap manusia didunia ini, dan perasaan itu valid untuk diutarakan.

Setiap orang yang hadir, memiliki banyak wujud, namun itu tidak menakutkan, meski sesekali kita sendiri pun mungkin berandai-andai seperti yowha "apakah aku siluman?" sebab dalam beberapa waktu bisa menjadi apa saja dan tak lagi mengenali wujud mana yang sebenarnya kumiliki utuh.

Dengan membuka kembali catatan pribadi yang yowha kira sudah tak berarti sebab hanya berisi ketakutan-ketakutan yang seringnya ia tulis pukul tiga pagi, ditangan Will Mara, seorang kawan lama juga seseorang yang sebelumnya memproduseri album pertama yowha. Kepiawaiannya memetik satu per-satu tangga nada, segalanya mengalir dan menghasilkan sebuah karya baru yang ia rilis melalui label rekaman milik Nadin Amizah, bernama SORAI.

Setelah Album perdananya "It's Crowded Up Here" yang ia luncurkan 2 tahun lalu, nyatanya, membuka lembar lama justru membuat ia keluar dengan persona yang berbeda. Sebab kali ini, "Siluman" hadir dengan lirik yang lebih dekat dengan telinga kebanyakan kita di Indonesia, ya, seluruh liriknya kali ini menggunakan Bahasa Ibu yang kita biasa dengar sehari- hari, Bahasa Indonesia.


SINGLE "ABANGKUH" JADI TONGGAK AWAL RAIM LAODE DAN INDEPENDENT ANGKAT SEMANGAT MUSISI MANDIRI

Idependent, platform musik agregator terbaru di Indonesia yang berkomitmen untuk mendukung musisi indie dalam berkarya secara mandiri, resmi meluncurkan layanannya dengan menggandeng musisi Raim Laode sebagai artis pertama. Kolaborasi ini ditandai dengan showcase peluncuran single terbaru Raim berjudul “Abangku”, yang juga sekaligus menandai debut Idependent di dunia musik Indonesia.

Showcase ini menjadi tonggak penting dalam karir Raim Laode, salah satu musisi yang konsisten memperjuangkan suara-suara otentik melalui musiknya. Dengan “Abangku”, Raim tidak hanya merilis sebuah karya baru, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang semangat independen dan kebersamaan dalam berkarya, selaras dengan visi Idependent.

“Saya sangat bersemangat menjadi bagian dari Idependent, yang memberikan ruang bagi musisi Hidup ber-independent itu bukan berarti seluruhnya dirimu, tapi rela ikhlas berkolaborasi tetapi kamu ambil kendali terhadap karyamu” ujar Raim Laode.

Idependent hadir sebagai agregator musik yang menawarkan solusi bagi para musisi indie di Indonesia untuk memiliki kendali penuh atas karya mereka. Platform ini dirancang untuk memberikan kebebasan kepada musisi dalam memilih, mengelola, dan mendistribusikan musik mereka ke berbagai platform digital, sekaligus memaksimalkan jangkauan dan potensi melalui layanan promosi dan publikasi yang terintegrasi. Seluruh layanan bisa dipilih dan dirangkai sesuai kebutuhan dengan konsep Agregator Musik D-I-Y.

Dengan prinsip independent, inclusive, dan collective, idependent berupaya membangun ekosistem musik yang memungkinkan para musisi untuk berkembang dengan lebih otonom dan berdaya, tanpa kehilangan dukungan dan kolaborasi dari komunitas. Idependent membuka pintu bagi para musisi yang ingin memaksimalkan potensi digital mereka, seperti yang dilakukan Raim Laode dengan single terbarunya.

Single “Abangku” telah resmi dirilis di berbagai platform musik digital dan mendapatkan sambutan hangat dari penonton showcase yang digelar di Krapela, dimana Idependent turut mendukung penuh acara ini sebagai bagian dari peluncuran resminya. Dengan hadirnya Raim Laode sebagai pionir, Idependent berharap dapat menarik lebih banyak musisi indie Indonesia yang ingin meniti karir dengan lebih mandiri.



NDARBOY GENK RILIS LAGU BARU "SENDIRI", EKSPRESI CINTA YANG TAK TERUNGKAP DENGAN SENTUHAN KOPLO JAWA TIMUR

Musisi berbakat Pop Jawa, Ndarboy Genk siap kembali memukau para penggemar dengan single terbarunya berjudul "Sendiri." Lagu ini adalah sebuah curahan hati yang penuh makna, menggambarkan perasaan cinta yang terpendam dan kesendirian yang sering dirasakan oleh banyak orang. Dengan lirik yang dalam dan aransemen musik yang enerjik, "Sendiri" membawa kombinasi khas musik koplo Jawa Timur dan Pop Dangdut ala Ndarboy.

Daru (Ndarboy Genk) mengungkapkan bahwa lagu "Sendiri" diciptakan oleh Furry Setya, seorang aktor terkenal di Indonesia. Daru memilih lagu ini karena liriknya yang sangat menginspirasi dan mampu menggambarkan perasaan yang sering dialami banyak orang, termasuk dirinya sendiri. “Lagu ini mengingatkan saya pada saat-saat kesendirian, ketika orang yang kita cintai tidak lagi peduli. Setelah mendengarkan lagu ini, saya merasa ditemani dalam kesendirian,” ujar Daru.

Rekaman lagu "Sendiri" memiliki cerita tersendiri. Menggabungkan unsur koplo Jawa Timur, Daru berkolaborasi dengan Johan, seorang arranger terkenal yang pernah memproduksi karya-karya artis Jawa Timur, salah satunya adalah Happy Asmara. Proses rekaman dilakukan di sela-sela tur beberapa kota. “Kami rekaman di kamar hotel saat tur, dan instrumen di-tracking oleh session player Ndarboy. Mixing dan mastering memakan waktu sekitar dua bulan karena kami mencoba memadukan karakter pop dangdut dengan koplo Jawa Timur,” tambah Daru.

Tantangan terbesar yang dihadapi dalam proses rekaman adalah kondisi suara Daru yang sedang tidak fit karena flu dan jadwal tur yang padat. Namun, dengan usaha maksimal, rekaman tetap berjalan dan hasilnya akan segera dinikmati para pendengar.

Daru menambahkan bahwa "Sendiri" memiliki musik yang lebih rancak dan dominasi suara kendang yang lebih kuat dibandingkan lagu-lagu sebelumnya. Lagu ini, meskipun penuh kegalauan, juga tetap asyik untuk bergoyang.

Video klip untuk lagu "Sendiri" disutradarai oleh Daru sendiri, mengangkat tema kegalauan remaja yang umum, namun dengan sentuhan unik berupa tokoh anime seperti Naruto, Sasuke, dan Sakura. Video klip ini juga menampilkan influencer seperti Bondit, Eri Prass, dan Septi. Daru tampil dalam kostum Werkudara, salah satu tokoh wayang, sebagai simbol dalang yang mengendalikan semua.

“Saya ingin menyampaikan pesan kepada anak muda bahwa kita boleh berbudaya modern, tapi jangan lupa dengan seni dan budaya kita sendiri,” jelas Daru. Meski sempat ada tantangan dalam pembuatan video, seperti miskomunikasi dengan salah satu talent yang tidak nyaman dengan kostum, video klip tetap berhasil diselesaikan dan siap dirilis untuk para penggemar.

Senin, 30 September 2024

ZAT KIMIA HADIR DENGAN FORMASI BARU DAN MERILIS SINGLE "MATA HARI"

Setelah vakum selama 5 tahun, Zat Kimia kembali. Grup alternatif rock asal Bali yang kini diperkuat oleh Ian Stevenson (gitar, vokal), Made Edy (bass), dan Bramestyo (gitar) ini meluncurkan single terbaru sebagai penanda mereka telah aktif bermusik lagi. Berjudul “Mata Hari”, lagu ini dirilis mereka pada Jumat (13/9).

Melalui rilis pers, Zat Kimia menjelaskan bahwa lagu “Mata Hari” bercerita tentang objek yang bisa berupa seseorang atau matahari yang merupakan sumber cahaya dan secara simbolik bisa berarti sumber penyemangat; atau bisa juga cahaya yang memberi kita kehangatan, juga kesehatan. Lagu ini juga sebuah ajakan untuk kita harus bisa tetap kuat di segala kondisi kehidupan. Karena di balik kegelapan selalu akan ada cahaya terang.

“Seperti matahari yang selalu konsisten terbit dan terbenam, mengisyaratkan bahwa tidak ada yang permanen di dunia ini, semuanya berubah. Bahkan kegelapan pun tak selamanya. Lagu ini juga tentang proses pribadiku setiap hari merayakan hari-hari menyambut matahari, salah satunya karena dialah aku sekarang bisa sehat dan bisa menikmati kehidupan,” ungkap Ian sebagai penulis lirik lagu tersebut.

Zat Kimia kembali dengan formasi baru bertiga. Hal ini membuat sedikit perbedaan dalam proses kreatif membuat karya-karya terbaru mereka. Ian menjelaskan: “Proses kreatif untuk lagu ‘Mata Hari’ ini lebih banyak in the box karena kami sekarang hanya bertiga, jadi part drum awalnya masih perlu dibuat secara digital. Tapi pada dasarnya sih mirip dengan album pertama, hanya sekarang proses jamming dengan drum agak berkurang".

“Mata Hari” kini sudah bisa didengarkan di berbagai layanan musik streaming seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music, dan lainnya. Sedangkan panggung yang menjadi penanda kembalinya Zat Kimia akan terjadi di Pestapora pada Minggu, 22 September 2024 di Jiexpo, Jakarta.

"KOSONG" AWAL YANG BARU BAGI RUANG SENJA

Sebuah awal yang baru bagi Ruang Senja memulai karier di industri musik professional dengan mengeluarkan single pertama yang berjudul “KOSON...