Entah kehidupan seperti apa yang berhasil mereka lalui. Satu hal yang pasti, “Serenading the Scars of Wisdom” berhasil secara gamblang merefleksikan transisi pendewasaan. Menjadi dewasa bukan berarti sanggup untuk menghilangkan kecemasan maupun kekecewaan. Banyak hal yang sulit untuk diprediksi, perasaan aman yang enggan untuk singgah dalam waktu lama. Ketakutan akan kepergian orang tersayang yang telah tiba. Lalu, memaklumi cara kerja Tuhan Yang Maha Pengasih dengan mengikhlaskan segala urusan diluar kuasa insan. Mungkin memang begitu naluriah yang harus ditanggung manusia untuk dapat menyambung nafas demi nafas.
Secara materi, War Fighters juga menjadi lebih kompleks. Berawal dari genre hardcore, kini merambah punk, skramz, post-rock, hingga ambient. Terdengar dari trek satu dan trek lainnya yang menaruh perbedaan jelas, namun memiliki benang merah.
War Fighters: Alif Brillian (vokal), Fafa Fitralandi (gitar //Doust//), Mahardika Gandhi (bass), dan Ayiz (gitar //Enola//). Serta, proses rekam album “Serenading the Scars of Wisdom” pada drum yang dibantu oleh Donny Andrean. Dan clear vocal dibantu oleh Rafif (Yellow Flower Living Water) di lagu “Burdens Piled”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar