Selasa, 22 Oktober 2024

KISAH PATAH HATI KEISYA LEVRONKA DI "BAHAGIA TANPAKU"

Salah satu talenta terbaik industri musik tanah air, Keisya Levronka, kembali menelurkan karya dalam bentuk single berjudul “Bahagia Tanpaku”. Lagu ini dirilis di bawah label rekaman Universal Music Indonesia. Sesuai dengan judulnya, lagu ini mengusung tema patah hati dari sebuah perjalanan cinta yang dibungkus dengan alunan musik pop ballad yang manis. Di lagu ini Keisya Levronka kembali bekerja sama dengan Clara Riva untuk penulisan lagunya.

Lagu “Bahagia Tanpaku” ini menceritakan tentang merelakan seseorang yang kita sayang dan cintai untuk mendapatkan bahagianya, meskipun itu berarti ia harus bersama dengan orang lain. “Intinya sih tentang merelakan seseorang yang kita sayang, karena tidak mungkin untuk bersama, dan dengan begitu ia akan lebih bahagia tanpa kita,” ujar Keisya Levronka menceritakan tentang lagu “Bahagia Tanpaku”. Salah satu yang menjadi perhatian adalah penulisan lirik yang sangat deep, tidak mencoba untuk terkesan puitis, sederhana, mudah dipahami, namun sangat mengena. “Sebuah pesan lirik yang sangat menyayat hati bagi siapa saja yang pernah merasakan situasinya. Tidak mudah, namun itu realitanya,” kata Keisya.

Dari departemen suara, lagu ini diaransemen dengan sangat apik, menyajikan nuansa yang sendu, membawa kita untuk merasakan situasi kesedihan sekaligus kekecewaan, ditambah dengan lirik dengan pesan yang sangat dalam. Apalagi, Keisya Levronka membawakannya dengan penuh rasa dan penghayatan yang maksimal, membuat lagu ini menjadi satu paket lengkap dari sebuah lagu patah hati.

Hal menarik lainnya dari single “Bahagia Tanpaku” adalah dari konsep musik videonya yang sangat unik dengan mengambil latar belakang pedalaman Jawa Timur pada tahun 1980-an. Musik video ini juga memiliki alur cerita yang bittersweet. Dikenal sebagai juga sebagai seorang aktris, Keisya Levronka mengeluarkan kemampuannya berakting dengan sangat baik dalam setiap scene di musik video yang disutradarai oleh Prialangga ini.

Dalam musik video ini, Keisya Levronka berperan sebagai seorang wanita yang berusaha mencari kepastian tentang mantan pasangannya yang tiba-tiba meninggalkannya dengan mengirimkannya sepucuk surat. Dalam perjalanannya mencari kepastian, Keisya Levronka akhirnya mengetahui bahwa mantan pasangannya telah bahagia bersama orang baru dan berusaha mengikhlaskan fakta tersebut. “Saat dikasih tahu konsepnya, aku excited banget, karena jadi ada suatu cerita yang menguatkan lagunya. Apalagi latar belakangnya mengambil tema lawas berlatarkan tanah kelahiran ku di Jawa Timur, jadi makin seru. Hasilnya aku suka dan puas banget,” ujar Keisya.

Lewat single “Bahagia Tanpaku” ini, Keisya bukan saja menginginkan lagu ini dapat didengar dengan banyak penggemarnya, namun bisa menjadi penguat bagi mereka yang tengah atau pernah mengalami hal sama dengan cerita di dalamnya. “Enggak mudah untuk keluar dari situasi itu, dan aku berharap mereka yang relate mampu untuk melewatinya. Aku berharap juga semoga lagu ini bisa membuat kalian kuat merelakannya,” harap Keisya.

Musik video dari lagu “Bahagia Tanpaku” sudah bisa kalian tonton di laman resmi YouTube Keisya Levronka. Audionya juga sudah ada di semua platform layanan musik digital. Selamat menikmati!




TERINSPIRASI DARI PERJALANAN SPIRITUAL, ATTA HALILINTAR RILIS SINGLE "GOOD SLAVE"

Atta Halilintar, salah satu artis paling berpengaruh di Indonesia, dengan bangga mempersembahkan single terbarunya yang penuh emosi dan spiritualitas, "God Slave". Lagu ini memiliki makna mendalam yang tercipta dari perjalanan spiritual Atta saat menjalankan ibadah haji. Momen sakral tersebut menginspirasi Atta untuk menulis lirik yang mencerminkan rasa syukur, introspeksi, dan penyerahan diri kepada Tuhan.

"God Slave" mengisahkan perjalanan hidup seseorang yang menemukan kedamaian batin setelah berserah diri kepada Tuhan. Liriknya yang emosional seperti "You always hold me tight" dan "You always by my side" menggambarkan kehadiran Tuhan yang senantiasa menjadi cahaya dan penghiburan dalam menghadapi masa-masa sulit. Lagu ini menjadi cerminan pengalaman spiritual yang mendalam yang dialami Atta saat berada di Tanah Suci.

Lagu ini ditulis oleh Atta saat mengingat kembali perjalanan haji yang memberinya waktu untuk merenung dan mendekatkan diri pada Tuhan. Saat menghadapi tantangan dan kekuatan spiritual di Tanah Suci, Atta menemukan inspirasi untuk menciptakan karya yang menyuarakan hubungan erat antara manusia dan Tuhan. "Perjalanan haji menjadi momen terpenting dalam hidup saya. Di sana saya merasakan kedamaian sejati, dan itu yang ingin saya bagikan melalui lagu ini," ujar Atta.

Atta menggambarkan perjuangan hidup yang akhirnya dijawab dengan kedamaian batin. Lirik seperti "Ku berjuang untuk tetap bertahan, ku akui ini semua butuh jawaban" mencerminkan pergulatan emosional yang berakhir dengan kepasrahan dan kedamaian. Pada salah satu liriknya lagu ini menggambarkan momen refleksi yang tenang, di mana kedamaian hati hadir setelah pasang surut kehidupan yang dilalui.

Chorus lagu ini, dengan pengulangan "You always hold me tight, You always by my side," adalah pernyataan rasa syukur dan keyakinan bahwa Tuhan selalu mendampingi setiap langkah hidup. Lagu ini diharapkan menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk merenungi perjalanan spiritual mereka dan selalu bersyukur atas bimbingan Ilahi.

"God Slave" akan tersedia di semua platform streaming music pada tanggal 1 Oktober 2024. Lagu ini mengajak pendengar untuk berserah diri dan menemukan kedamaian sejati, seperti yang Atta alami selama ibadah hajinya. Mari dengarkan dan resapi pesan spiritual yang mendalam dari lagu ini.

ROMANSA BARU ATLESTA TENTANG BERTUMBUH UNTUK MENCINTAI DAN DICINTAI LEWAT "SAMPAI KITA JADI TUA"

Singer-songwriter, multi-instrumentalist, dan produser, Atlesta kembali merilis lagu berbahasa Indonesia berjudul ‘Sampai Kita Jadi Tua’ setelah beberapa single sebelumnya, ‘Selayang Serindu’ dan ‘Gelora Bertemu’ yang dirilis beberapa bulan lalu. Lagu ini menjadi pencapaian terbaik Atlesta dalam menulis dan merangkai lagu berbahasa Indonesia, karena di lagu ini, Atlesta semakin menunjukkan bagaimana dia berhasil mengemas lagu Indonesia dengan makin cantik, terasa lebih Pop-ist namun lagi-lagi tak lepas dari benang merah tipikal musik Atlesta biasanya. “dari dulu aku ingin punya lagu yang punya based notasi mudah di ingat dan disampaikan dengan begitu lugas, baru kesampaian di lagu ini kayanya, dan mungkin di lagu ini aku menyampaikan topik yang jarang aku bicarakan di lagu-lagu ku sebelumnya” begitu ucap Fifan Christa, nama dibalik nama panggung Atlesta.

Sekilas didengar lagu ini punya esensi bahagia di bagian chorusnya yang enerjik dengan lirik “Bayangkan aku dan kamu di luar angkasa, bertemu bintang di ribuan senja” padahal kalo didengar dari bagian verse awal sangat jelas jika ini ternyata lagu tentang perpisahan yang cukup sedih, pada part “sejak kau tak bersamaku, banyak musim yang berlalu” dijelaskan kalo semua cerita di lagu ini terjadi di masa lampau dan akhirnya diandai-andaikan dengan bagian chorus nya yang sangat fantasional. Dalam lagu “Sampai Kita Jadi Tua”, Fifan juga mengatakan jika “boleh dibilang, sebenernya lagu ini tentang cinta beda agama sih, yang mana aku sering mengalami itu, kenapa segalanya tak bisa dibuat sejalan disaat kita sudah saling mencintai tulus seperti tanpa kekurangan apapun” tapi dia juga menyampaikan “tapi aku ingin lagu ini jadi sesuatu yang punya sisi indah-nya juga, mungkin aja aku membayangkan dua orang yang tumbuh bersama sampai mereka tua, dan bahagia selamanya di tiap semesta, so cute right? Ahaha!. Fifan juga menyebutkan “proses produksi lagu ini aku kerjakan dengan sangat hati-hati, karena aku mau lagu ini punya kompleksitas tapi juga terdengar tetap sederhana, lagu ini sudah melalui lima kali aransemen yang dirombak, tapi menyenangkan memiliki lagu ini, seseru ini nguliknya!”.

“Sampai Kita Jadi Tua” sendiri ditulis dan diproduksi oleh Fifan Christa, dengan notasi pada verse dibantu oleh Hafizh Sasining dan Dimas dari The Rentenir ditengah sela sesi rekaman mereka di dalam studio POPSYOUGOOD di Malang. Mulai 24 September 2024, “Sampai Kita Jadi Tua” sudah bisa didengarkan di semua platform streaming digital, beserta lirik video yang sudah tersedia di YouTube.

HANIF ANDAREVI KISAHKAN PERJALANAN BANGKIT DARI MASA TERPURUK KEHIDUPAN MELALUI EP "RECEIVER"

Setelah absen selama beberapa tahun, Hanif Andarevi akhirnya kembali ke kancah musik Indonesia lewat album mini perdananya, Receiver. Dirilis oleh Trinity Optima Production, album berisi lima lagu ini menampilkan semakin berkembangnya penyanyi dan pencipta lagu berusia 21 tahun ini yang kini bercerita melalui musiknya. Sebuah video musik arahan Baday Rayhan untuk focus track “Lost Satellite” juga akan tayang di kanal YouTube resmi Trinity Optima Production.

“Receiver adalah perjalanan yang menceritakan kebangkitan seseorang dari masa lalunya yang traumatis untuk kembali mencari arti kehidupan dan berdamai dengan segala yang terjadi di masa lalu,” kata Hanif. “Ketika pertama kali membentuk album mini ini, aku membayangkan fase-fase bulan yang mewakilkan perubahan seseorang dari gelapnya masa lalu menuju masa depan yang sangat cerah dan penuh arti. Receiver adalah karya yang sangat personal dan penuh arti bagi aku karena ini adalah perjalananku dalam menavigasi identitas sebagai seniman dan manusia. Aku sempat berjuang untuk mencari makna dan orientasi sesungguhnya dalam musik, serta menemukan damai di antara musik dan akademia. Itulah tantangan utama yang harus kuhadapi selama vakum dari musik".

Walau sempat menghilang dari kancah musik Indonesia, itu bukan berarti Hanif hilang dari musik itu sendiri. Ia menulis lagu-lagu untuk Receiver sambil menyelesaikan studi teknik biomedika di Jerman, lalu mengirim demo-demo yang direkam di kamar tidurnya ke produser-produser di Indonesia. “Proses pembuatan mini album ini adalah momen sangat emosional di mana aku harus jujur dengan perasaanku dan menumpahkan segala perasaan tersebut ke dalam liriknya bersama co-writer-ku, baru membuat melodi sesuai alurnya. Lalu aku membuat demo masing-masing lagunya dan bekerja sama dengan berbagai produser untuk membangun aransemennya,” katanya. “Dalam upaya untuk kembali ke kancah musik, terjadilah ledakan ide dan kisah yang ingin disampaikan hingga terciptalah 15 lagu yang kemudian dikurasi untuk menceritakan perjalanan Receiver.

Kelima lagu yang akhirnya terpilih untuk Receiver mewakili satu babak dari sebuah perjalanan. “Lost Satellite” dan “Wish We Never Happened”, dua lagu pertama yang masing-masing diproduseri oleh Ikki “CVX” Witjaksono dan Yoga Bagaspati, menggambarkan disosiasi akibat trauma masa lalu yang mengaburkan orientasi kehidupan. Lalu “Tangerine Skies” garapan Arash Buana menjadi pengingat bahwa keindahan masih bisa ditemukan bahkan dalam kesepian tergelap sekalipun, sedangkan “Million Miles” yang ditangani Arash dan Farrel Cahyono menawarkan doa dan rasa syukur kepada orang-orang tercinta yang masih percaya kita. Akhirnya, “Horizon” yang diproduseri Diondjokoadi adalah lagu tentang merasa damai karena yakin akan baik-baik saja dalam situasi apa pun, dan walau di tengah momen-momen sulit dan pahit akan selalu ada sisi positif.

Lagu-lagu di Receiver mungkin akan mengagetkan bagi mereka yang kenal Hanif Andarevi melalui interpretasi lagu-lagu yang diunggahnya ke YouTube dan TikTok, atau mereka yang mendengar single-single pop Indonesia dari awal karirnya seperti “Juli” dan “Candu Sampai ke Nadi” yang dirilis di tahun 2020 setelah melalui program inkubasi Trinity Optima Production. Namun bagi Hanif sendiri, kelima lagu yang diciptakannya bersama Lina Sjarief ini adalah dampak alami dari selera dan referensinya yang semakin berkembang. “Beberapa tahun belakangan ini, aku menemukan kenyamanan dan makna dari cara berbagai musisi menyampaikan cerita yang personal dan emosional bagi mereka. Jadi aku mulai tertarik membuat musik dan lirik yang lebih berupa cerita atau perjalanan,” kata Hanif, yang menyebut Blonde oleh Frank Ocean, Punisher oleh Phoebe Bridgers, Lizzy McAlpine, Searows dan Conan Gray sebagai inspirasinya untuk Receiver.

Dengan kembalinya ke kancah musik, Hanif Andarevi berharap para pendengar Receiver juga bisa menemukan perjalanannya sendiri melalui kegelapan. “Aku sangat berharap para pendengar bisa merasakan perjalanan Receiver. Aku percaya bahwa dalam masa-masa kegelapan, kita pasti tetap punya sebuah percikan kebaikan dan harapan di dalam hati yang menunggu waktu untuk bisa dibakar lagi,” katanya. “Akan datang saatnya untuk berdamai dengan diri kita, dan akhirnya bisa navigasi ulang dan kembali mencari tujuan yang baru.” Persis seperti halnya Hanif Andarevi telah menemukan tujuan baru dalam bermusik melalui Receiver.

PROJECT INDIE ROCK MALANG WUSS RILIS SINGLE PERDANA "LUNAR"

Proyek supergrup anyar yang lahir di tengah kesibukan para personilnya yang muncul sebagai angin segar dengan warna musik indie-rock yang super catchy.

Faktanya, di kota Malang tidaklah sulit untuk mempertemukan ide kolektif dan mewujudkannya menjadi sebuah proyek kreatif terlebih melihat kondisi kota yang memang begitu mengakomodir hal tersebut. Pasalnya, pilihan keberadaan titik pertemuan dan peleburan di kota ini begitu banyak, merata dan sangat mudah diakses; mulai dari balik dinding akademis, ruang kerja, moshpit gigs, hingga meja-meja perkopian yang bercokol di tengah kota, gang sempit sampai tepian kabupaten.

Jadi, di sini, suatu kewajaran sekaligus kesenangan melihat kolaborasi kerap lahir dengan mengaburkan batas kota, disiplin seni dan genre. Salah satunya We Undercover Super Softy atau bisa disingkat dengan WUSS. WUSS adalah proyek musik anyar yang dibentuk di kota Malang. Beranggotakan wajah lama dari lintas proyek musik dengan berbagai kesibukan karir. Mulai dari solois cum gitaris selepas bekerja kantoran, pengelola coffeeshop, pekerja start-up, hingga seorang visual jockey. Dari Surabaya sampai kota Malang.

Adalah Brilyan Prathama (ex Humi Dumi, Nonanoskins), Sabiella Maris (Closure), Rara Harumi dan Rufa Hidayat (Remissa, Inheritors) yang baru saja mengenalkan proyek terbaru mereka melalui perilisan single perdana yang bertajuk “Lunar". “Jadi, ini (band) seperti musik yang menemukan jalan takdirnya untuk bertemu dengan jodohnya,” kenang Brilyan perihal awal terbentuknya WUSS.

Brilyan mengaku jika “Lunar” adalah salah satu materi yang pondasi musiknya sudah lama ia kerjakan namun hanya mengendap di dalam hardisk hingga akhirnya ia bertemu dengan Sabiella Maris, seorang solois dan gitaris Closure. Merasa memiliki kecocokan dalam musik, lantas Brilyan dan Sabiella memutuskan untuk membentuk sebuah grup musik dengan mengajak Rufa Hidayat sebagai penggebuk drum dan Rara Harumi sebagai bassis.

“Selain kecocokan chemistry dalam bermusik, kami (personil) ternyata memiliki kepribadian yang kurang lebih mirip; terlihat biasa di luar, tapi aslinya sama-sama sensitif.” Lanjut Brilyan perihal alasan pemilihan nama We Undercover Super Softy yang kemudian mereka singkat menjadi WUSS. WUSS sendiri memainkan musik indie-rock nan catchy dibalut raungan modulasi overdrive yang manis dan arus tempo drum yang bisa mengundang sing-along hingga stage diving.  Di tambah lagi karakter vokal Sabiella yang terasa pas ketika bertemu dengan warna musik seperti yang diusung WUSS.

Lirik single “Lunar”  sendiri ditulis oleh Sabiella. Dirinya menjelaskan jika lewat lagu ini ia mencoba untuk memandang kehidupan dengan manganalogikannya sebagai rembulan pada malam dan terang pada siang. “Sebenarnya lagu ini punya banyak makna dalam melihat kehidupan,” aku Sabiella. “seperti misalnya kerap tanpa sadar kita tidak melihat jika terdapat dukungan yang luar biasa di balik setiap langkah kehidupan kita, seperti halnya bulan yang menerangi malam berkat keberadaan matahari. Juga perihal bagaimana kita mensyukuri kehidupan tanpa harus mendiskriminasi kehidupan orang lain hanya berdasarkan malam maupun siang hari".

Single “Lunar”  direkam di Griffin Studio dengan melibatkan Ayok selaku penanggung jawab proses mixing dan mastering. Sedangkan ilustrasi dikerjakan oleh Farhan Endy. Sedangkan untuk perilisan single, WUSS menggandeng salah satu label rekaman paling aktif dari kota Malang, Haum Entertainment. “Tentu kami akan manggung, tapi saat ini kami ingin fokus pendistribusian materi dulu dan untuk agenda lain sedang kita rancang dan susun matang-matang dulu karena harus menyesuaikan jadwal yang lainnya.” Tutup Brilyan.

Sebagai bocoran, ketika single perdana ini dirilis, WUSS sedang dalam proses final perampungan materi lain yang rencananya akan masuk menjadi bagian dalam debut mini album mereka. Single “Lunar”telah hadir di bandcamp sejak 24 September 2024.


EXITDOORS MENGAWALI CERITA DENGAN KISAH SESEORANG YANG BERHARAP DICINTAI DENGAN BENAR LEWAT SINGLE "LOVING RIGHT"

Mengawali cerita dengan single perdana “loving right” Exitdoors  meluncur sebuah single yang menceritakan fase melelahkan dalam sebuah hubungan pada tanggal 24 September 2024.

“Loving Right” adalah single Soul-Rnb tentang harapan seseorang yang merasa lelah karena tidak dicintai pasanganya dengan benar. Hiu Wibawa, drummer dari Exitdoors, mengangkat karya ini berdasarkan kisah cinta nya yang lama dimana didalam lagu ini diceritakan bahwa orang ini sangat lelah menjalani kisah cinta nya dan merasa bahwa hubungannya tidak berjalan dua arah.

“Loving Right adalah salah satu ungkapan seseorang yang menjalani hubungan yang melelahkan, dikarenakan seseorang tersebut merasa tidak dicintai sesuai dengan ekspetasinya” ujar Hiu.

Lagu ini sepenuhnya ditulis oleh drummer Exitdoors, Hiu Wibawa. Produksi lagu “Loving Right” dilakukan di Studio Pelikan selama dua hari, yang dimana dilakukan secara bergantian oleh seluruh personil Exitdoors yaitu Afrah pada vocal, Richard di piano dan synth, Arif pada bass, Hiu pada Drum dan yang terakhir Crescendo pada gitar yang sekaligus menjadi music director. Serta ada Sinatrya Dharaka sebagai operator sekaligus pemilik dari Studio Pelikan. Mixing dikerjakan oleh Sinartya Dharaka di Studio Pelikan, Sedangkan Mastering dikerjakan oleh Crescendo di basecamp Exitdoors.


DADALI SAJIKAN KARYA TERBARU MEREKA BERJUDUL "SAMPAI MAUT MEMISAHKAN"

Mengawali kiprahnya di industri musik Tanah Air sejak tahun 2009, DADALI telah berhasil menorehkan berbagai prestasi. Sebuah prestasi di awal kemunculannya adalah, mereka berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), sebagai "Viewer Terbanyak Dan Tersingkat" pada Januari 2011. Penghargaan itu didapatinya dari sebuah video musik berjudul “DiSaat Aku Mencintaimu”, yang diunggahnya ke kanal Youtube.

Tahun 2021 sepertinya menjadi sebuah rentang waktu yang sangat memilukan, dari sepanjang perjalanan karir bermusik DADALI. Bagaimana tidak, mereka harus kehilangan dua personil untuk selamanya dalam waktu yang hampir bersamaan. YUDA sang gitaris meninggal karena sakit jantung yang dideritanya, sementara RIXX sang keyboardist, meninggal dunia karena Covid. Sepeninggal kedua personil tersebut, DADALI kini tinggal menyisakan dua personil lainnya yaitu DYRGA (Vocalist) dan RICHARD (Gitarist), yang keduanya sepakat untuk terus melanjutkan eksistensi DADALI.

Sejak dari tahun 2021 hingga saat ini, meski hanya tinggal berdua, DADALI masih terus produktif merilis beberapa single. Sebut saja diantaranya single “Sakit Teramat Sakit”, “Biarkan Ku Berlari”, “Mungkin Pilihan Terbaik”, yang berhasil mendapatkan apresiasi positif, dari penikmat musik pop Tanah Air. Tak ingin  membiarkan waktu berlalu tanpa karya, kini dengan formasi DYRGA (Vocal), IKAR (Gitar), BOIM (Gitar), VIZAR (Keyboard) dan HENDI (Bass), mereka kembali hadir menyajikan karya terbaru lainnya yang berjudul “SAMPAI MAUT MEMISAHKAN”.

Dirilisnya karya terbaru DADALI, Ini menjadi bukti, bahwa produktivitas mereka tidak kalah dengan nama besar lainnya, yang kini tengah menjadi bagian, dari sejarah perjalanan industri musik pop Tanah Air. Tak heran, jika single ini pun, sebagai penanda DADALI yang selalu siap, memberikan warna berbeda, untuk bisa merebut hati para pecinta musik pop Tanah air.

Single “SAMPAI MAUT MEMISAHKAN”, diciptakan oleh Dyrga sang vocalist, dikemas ke dalam sebuah komposisi musik pop manis khas DADALI. Dibangun oleh paduan lirik – lirik lugas, berpadu dengan lantunan olah vocal khas yang dimiliki Dyrga, menceritakan tentang sebuah komitmen kuat, serta kesetiaan yang tulus menjaga jalinan kasih sayang dan kesucian cinta, hingga hanya kematiaan yang bisa memisahkannya.

“Single ini pun terlahir dari formasi anggota keluarga DADALI yang baru, yang pastinya kami mencari jalan tengah dan kompromi, untuk bisa melahirkan sebuah nuansa baru, tanpa meninggalkan identitas yang sudah terbangun”, papar DYRGA, menjelaskan tantangannya ketika mereka harus tetap berkarya dengan personil baru, dan harus tetap menjaga identitas yang sudah terbentuk.

DADALI, sebuah band yang rasanya tidak bisa kita pungkiri, menjadi nama besar lainya, yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah perkembangan industri musik di Indonesia. Hampir lebih dari 15 tahun, dalam perjalanan kariernya DADALI telah melahirkan beberapa single hits seperti, “Di Saat Sendiri” (2013), “Disaat Aku Tersakiti” (2014), “Cinta Yang Tersakiti” (2015), “Di Saat Aku Pergi” (2016), “Di Saat Patah Hati” (2018), yang sukses diapresiasi tidak saja di dalam negeri, namun juga sukses diapresiasi hingga ke mancanegara.

Jumat, 18 Oktober 2024

DISTRAGE LUNCURKAN SINGLE TERBARU "AMBISI BERAPI"

DISTRAGE, trio musik grindcore yang baru dibentuk, siap menggebrak dunia musik underground Indonesia. Anggota yang terdiri dari Antz Al Rasyid (Gitar), Ketoy (Drum), dan Dhika (Vokal) telah bersatu untuk menciptakan suara yang menggabungkan kecepatan, energi, dan lirik yang mendalam.

Terinspirasi oleh band-band legendaris internasional seperti Napalm Death, Lock Up, Warzone, Minor Threat, Rotten Sound, dan Nasum, DISTRAGE hadir dengan identitas uniknya sendiri.

Misi mereka adalah untuk membawa semangat grindcore ke dalam konteks lokal, menyampaikan pesan yang relevan dengan cepat dan tajam. Single pertama mereka, "Ambisi Berapi", telah dirilis dan mencerminkan semangat perjuangan serta tekad untuk mencapai impian di tengah tantangan. Durasi lagu yang singkat dan cepat merupakan ciri khas dalam genre grindcore, menjadikan setiap detik penuh makna dan energi.

DISTRAGE mengundang para penggemar musik underground untuk merasakan pengalaman mendengarkan yang tak terlupakan melalui karya-karya mereka. Dengan penampilan yang energik dan semangat yang membara, DISTRAGE berkomitmen untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam komunitas musik lokal.

TERUS DENGUNGKAN SUARA PEMBERONTAKAN, JOEY THE GANGSTER KEMBALI DENGAN ALBUM PENUH "SALAM PEMBERONTAK"

Joey The Gangster, unit punk rock asal Bandung yang berawal dari pertemanan di bangku sekolah dasar, yaitu Adit (bass, back voc) dan Pite (gitar, vocal) yang terinspirasi oleh kakak Pite yaitu Junior (gitar, back voc) yang lebih dulu memiliki band.

Seiring berjalan waktu, Pite mengenalkan Uwho (Drum) kepada Adit untuk mengisi di posisi drum, yang pada akhirnya Junior pun turut bergabung menjadi formasi awal Joey The Gangster 2008, mengawali semua di studio gigs, dengan membawa amunisi single yang berjudul “Against Government” dan “No Work No Fuckin Pay".

Nama Joey The Gangster terlontar dari mulut Pite dan Adit, dimana pada masa itu jalanan kota Bandung dipenuhi terror gangster. Sosok seorang gangster, sosok perlawanan, sosok sang pemberontak yang berani menyuarakan keresahan, ketidakadilan sebagai manusia tertindas, terintimidasi oleh para penguasa, petinggi-petinggi negara.

Joey The Gangster menikmati semua proses dan perjalan, hingga di tahun 2012 karena kesibukan dan keterbatasan waktu merekapun sepakat untuk vakum. Karena rasa rindu akan canda tawa bersama dalam berkarya, membuat mereka kembali untuk satu misi yang sempat terabaikan. Tanpa basa basi mereka muntahkan semua apa yang tertahan melalui EP bertajuk “Barisan Kebencian” pada tahun 2016 lalu.

Meskipun kembali dilanda dilema, dimana salah satu pencetus nama Joey yaitu Adit harus rehat di tahun 2020 lalu, dengan komitmen baru Joey The Gangster tetap berjalan dengan mengeluarkan kembali single "Never Promises" pada tahun 2021. Suara pemberontakan masih berdengung dan merekapun tetap berjalan dengan banyak rencana, mereka bakar semangat pemberontak, membela hak dengan jalan nya sendiri, melalui karya terbaru Joey The Gangster di tahun 2024, sebuah album penuh berjudul "Salam Pemberontak” yang berisikan 12 trek berbahaya yaitu: Never Promises, Salam Pemberontak, Krisis, The Day You’ll Leaving, Menuju Mati, Tersesat, Labirin Dunia, Everything To Destroy You, Raja Binasa, Berkati Jalan Ini, Jawaban, dan Face Reality yang resmi dirilis di seluruh platform musik digital sejak 1 Oktober 2024.

TRIOUT RILIS SINGLE "ADA ATAU TANPANYA", BERI PESAN SEMANGAT DALAM BALUTAN MELODI CINTA

Salah satu vocal group anyar Indonesia, TRIOUT, baru saja merilis single terbaru berjudul “Ada atau Tanpanya”. Dengan melodi yang ceria dan pembawaan vokal yang khas, single terbaru dari grup vokal yang digawangi oleh Ganta, Mody, dan Bondol JPG ini memberi warna tersendiri bagi belantika musik tanah air.

Lagu “Ada atau Tanpanya” berisi salam perkenalan dari para personil TRIOUT kepada para pendengar mereka. Menggandeng Stefanus LJ sebagai producer sekaligus arranger lagu, TRIOUT berusaha menyampaikan pesan menyentuh bagi orang-orang yang sedang merasakan patah hati dalam hidupnya lewat bait-bait sederhana dan mudah dimengerti.

“Makna lagu “Ada atau Tanpanya” lebih luas dari soal percintaan, karena menceritakan tentang pembuktian bahwa kita bisa berdiri dan bangkit dari masa sulit,” ungkap Bondol JPG.

Tak hanya mengisi vokal, di lagu “Ada atau Tanpanya” ini, Ganta, Mody, dan Bondol JPG terlibat langsung dalam proses pembuatan lagu. Dengan begitu mereka berharap para pendengar merasa lebih dekat dan pesan semangat yang ingin disampaikan diterima dengan baik.

“Di lagu “Ada atau Tanpanya” kami ambil POV (point of view) sebagai teman yang siap mendengarkan kisah sedihnya dan siap menghibur,” tambah Mody.

Keterlibatan langsung dalam proses pembuatannya juga membuat lagu-lagu TRIOUT terasa lekat dengan masing-masing personil, sehingga Peserta TRIOUT, sebutan untuk para fans TRIOUT, yang mendengarnya pun tak akan merasa asing atau menjumpai orang yang berbeda dengan yang biasa mereka lihat di media sosial.

Single “Ada atau Tanpanya” dari TRIOUT bisa didengarkan di seluruh platform digital mulai 27 September 2024. “Lagu ini benar-benar mengingatkan kita bahwa menjadi mandiri dan nggak selalu bergantung sama orang lain itu perlu. Harus dengerin karena belum ada lagu TRIOUT yang vibesnya musikal gini,” tegas Bondol JPG soal lagu baru TRIOUT.

TELISIK (lagi) : SEBUAH PERJALANAN MUSIK YANG MENGHUBUNGKAN MASA LALU DAN MASA KINI, DANILLA HADIRKAN "SENJA DIAMBANG PILU"

Sepuluh tahun lalu, album debut Danilla, Telisik, memukau dunia musik Indonesia dengan perpaduan folk, jazz, dan pop yang khas. Kini, penyanyi-penulis lagu ternama ini kembali menghadirkan karya-karya awalnya dalam Telisik (lagi), sebuah reinterpretasi dan remaster yang menjadi bukti perjalanan artistik dan evolusi emosionalnya selama satu dekade.

Rilis 14 Oktober melalui Laguland, Telisik (lagi) mengajak pendengar untuk menemukan kembali keindahan murni dan lirik introspektif yang pertama kali memikat hati pada tahun 2014. Namun, ini bukan sekadar nostalgia. Danilla, kini seorang seniman berpengalaman dan salah satu pendiri label rekamannya sendiri, meniupkan kehidupan baru ke dalam lagu-lagu tercinta ini, mengisinya dengan kebijaksanaan dan kematangan yang diperoleh selama bertahun-tahun.

Single "Senja Di Ambang Pilu" menjadi pusat perhatian yang menyentuh. Awalnya ditulis oleh Lafa Pratomo, lagu ini adalah kapsul waktu melodi yang penuh kerinduan dan perenungan, sebuah potret sore melankolis yang membeku di tahun 2014. Meskipun pengalaman pribadi Lafa mungkin telah berubah, kekuatan lagu ini untuk membangkitkan rasa rindu dan refleksi universal tetap tak tergoyahkan.

Bagi basis penggemar setia Danilla, "Penelisik", "Senja Di Ambang Pilu" telah menjadi sebuah anthem, soundtrack untuk perjalanan pribadi yang tak terhitung jumlahnya. Lafa sendiri mengungkapkan kekagumannya terhadap dampak abadi lagu ini, menyatakan, "Meskipun narasi di balik lagu ini mungkin merupakan peninggalan masa lalu saya, lagu itu sendiri tetap hidup bersemangat di hati para pendengarnya".

Telisik (lagi), oleh karena itu, adalah sebuah percakapan antara masa lalu dan masa kini, antara Danilla sebagai seniman di masa lalu dan seniman yang ia telah menjadi saat ini. Ini adalah bukti kekuatan abadi musik untuk merangkum pengalaman manusia yang universal, menjembatani kesenjangan antara pertumbuhan pribadi dan perjalanan waktu.

Dengan "Senja Di Ambang Pilu" sebagai single kedua, Telisik (lagi) menjanjikan pengalaman mendengarkan yang sangat menyentuh dan berharga, mengingatkan kita bahwa meskipun hidup dan emosi pasti berubah, melodi yang menemani kita dalam perjalanan tetap memiliki kekuatan abadi.


OLLA RAMLAN RILIS SINGLE TERBARU YANG FRESH BERJUDUL "BAHAYA"

“O o o la la, aku jatuh cinta, o la la …” Petikan lirik yang catchy tersebut akan menyapa telinga pecinta musik Indonesia. Adalah TV personality, aktris, model, dan pembawa acara televisi terkenal, dan entertainer kebanggaan Tanah Air Olla Ramlan kembali mengguncang dunia musik dengan merilis single teranyarnya yang berjudul "Bahaya". Lagu yang memiliki arti tersendiri ini ditulis langsung oleh Olla sebagai bentuk kecintaanya pada dunia hiburan, yang terus melahirkan karya yang bermakna. Lagu ini juga menyiratkan cinta yang dalam dan menunjukkan perkembangan sisi artistic Olla yang semakin matang dalam berkreasi di ranah showbiz.

Tidak tanggung-tanggung, untuk menelurkan hit terbaik, "Bahaya" diproduksi oleh produser musik kenamaan Sumantri, yang dikenal oleh khalayak dengan gaya musiknya yang inovatif dan unik. Lagu ini menggabungkan ritme Afrobeat dan Amapiano, menciptakan nuansa musik yang segar, penuh energi dan mampu men-sugesti tiap orang yang mendengarnya untuk ikut turun ke lantai dansa. Dengan vokal khas Olla yang mencuri perhatian serta beat yang menggugah, "Bahaya" dapat menjadi momentum musik yang dirindukan selama ini dan menghadirkan sensasi baru di blantika musik Indonesia.

Lagu ini mengangkat tema kental soal cinta, hasrat, serta dinamika emosi saat seorang manusia dalam keadaan jatuh cinta. "Bahaya" menggambarkan perasaan intens ketika seseorang terjebak dalam pesona cinta yang kuat sehingga menjadi candu tersendiri. Karisma dan energi Olla yang kerap kita lihat di layar kaca, kini direfleksikan dalam setiap lirik dan nada di lagu ini. Kombinasi Afrobeat dan Amapiano menjadi langkah baru yang berani bagi Olla, mencerminkan keinginannya untuk terus bereksperimen dengan genre baru dan menjangkau lebih banyak penikmat musik.

Olla Ramlan mengungkapkan antusiasmenya: “Musik selalu menjadi bagian besar dari hidup saya, dan dengan “Bahaya”, saya ingin menyampaikan sesuatu yang fresh dan jujur. Kolaborasi dengan Sumantri menjadi pengalaman yang sangat berharga, dan saya sangat bersemangat untuk membagikan karya ini kepada semua orang".

"Bahaya," single baru dari Olla Ramlan, kini sudah dapat dinikmati di seluruh platform streaming digital, termasuk Spotify, Apple Music, Amazon Music, Youtube, TikTok, dan Instagram.

ANEESA AJAK RAYAKAN KEHIDUPAN DAN KEDEWASAAN MELALUI ALBUM "SO MUCH TO SAY"

Sebuah album bisa memiliki arti yang berbeda-beda untuk tiap musisi yang merilisnya. Bisa jadi merupakan sebuah pengingat sebuah perjalanan maupun sebuah refleksi diri akan apa yang pernah dialami dalam kehidupan mereka. Itu jugalah yang berusaha digambarkan oleh AneeSa lewat album pertamanya yang bertajuk “so much to say”. “Musik sudah jadi media gue dalam mengekspresikan diri dari 2020 dan semua yang ada di album itu gue analogikan sebagai sebuah foto yang bisa kapan-kapan gue buka lagi,” ungkap AneeSa. “Personally, saat gue mendengarkan full album ini, gue ngerasa seperti dipeluk dan diingetin ‘oh, lo gitu juga? gapapa santai’. Semoga ini juga dirasakan orang-orang ya!” lanjutnya sambil tertawa.

“so much to say” memang merupakan sebuah perayaan kehidupan dan kedewasaan dengan menceritakan kejadian-kejadian di umur 20-an yang penuh keraguan akan masa depan. AneeSa merangkum seluruh kisah hidupnya ke dalam sebuah album ini kurang lebih selama 2 tahun terakhir. Proses kurasi lagu-lagu yang dikumpulkan oleh AneeSa sejak tahun 2021 juga dilakukan olehnya bersama sang Produser, David Halim. Lewat proses yang lumayan panjang karena memang terjebak pada kesibukan masing-masing, AneeSa bersyukur akhirnya dapat merilis album ini untuk dapat didengarkan oleh penikmat musik Indonesia.

Untuk mengiringi dirilisnya album ini, single utama bertajuk ‘so much to say in this road’ juga dirilis oleh AneeSa sebagai single utama. “Selain sebagai pembuka di album, lagu ini sebenarnya jadi tema utama. Rasanya seperti daftar isi, agak tersirat sih tapi track pertama ini mewakili rasa dari keseluruhan album,” kata AneeSa. “Jadi, lagu ini itu seperti memikul semua rasa yang terdapat di lagu-lagu lainnya".

Album “so much to say” menjadi moment AneeSa untuk mengeksplorasi musiknya sekaligus bertemu para pemusik baru yang memberikan pelajaran-pelajaran baru dalam kehidupan dan karier bermusiknya. Sebanyak 8 track telah disiapkan oleh AneeSa di albumnya ini, yaitu: ‘so much to say in this road’, ‘in august’ yang berkolaborasi bersama Agustin Oendari, ‘i luv u (i did)’, ‘even the day will return’, ‘this is where i leave you’, ‘lost house’ featuring Rendy Pandugo, ‘what a shame’, dan ’hold, one more time’.

“Semoga album ini bisa jadi pengingat pendengar musik agar tidak lupa nikmatin hidup dengan keluarga dan teman-teman, kasih waktu sedikit buat diri kita, istirahat dan bersyukur untuk hal-hal kecil, ingat mimpi-mimpinya, karena yang hari ini bisa berbeda dengan hari esok,” pesan AneeSa. “Jadi jangan lupa dinikmati harinya walaupun kadang seperti dipukulin pegulat".

“so much to say” menjadi langkah baru AneeSa dalam menyajikan kisah kehidupannya kepada penikmat musik di Indonesia. Tentu, langkah ini akan disertai dengan beberapa rencana ke depan. AneeSa kini tengah merencanakan untuk perlahan mempromosikan lagu-lagunya satu per satu pada para pendegar musiknya sekaligus mulai merencanakan sebuah live session serta tur kecil-kecilan guna memperkenalkan musik-musiknya secara lebih luas lagi di tahun depan. “Semoga semuanya terealisasikan dengan baik ya, Amin!” tutup AneeSa.


Lucien Sunmoon Mengabadikan Kenangan lewat Single Baru Memoria

Unit dreampop berisikan para remaja bertalenta, Lucien Sunmoon, kembali menelurkan sebuah single manis bertajuk “Memoria”. Ditulis dalam Bah...