Minggu, 21 Juli 2024

INVEIGH RILIS DEBUT SINGLE "NYALA'" MENJAGA API SEMANGAT DI TENGAH KRISIS PARUH BAYA

Inveigh, band indie punk/grunge/alt-rock asal Malang telah merilis EP debut bertajuk Dinamika bulan Mei ini. Inveigh adalah proyek supergrup yang beranggotakan musisi underground Malang seperti Julius Rinda Bagus (Take This Life), Anizar Yasmeen (Extreme Decay), Eltria Raffi (Dazzle) dan Raditia Putra (Young Savages, Mocking My Friends).

“Pelatihan pertama pada bulan November 2023. Seingat kami, pelatihan tersebut cukup intens pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024, yang kemudian menghasilkan materi di Dinamika EP,” jelas Julius. “Aku mau bikin band rock, lalu aku ajak Nizar tapi belum terbentuk. Kemudian setelah reuni TTL pada April 2023 lalu, perasaan untuk memulai sebuah band kembali muncul. Aku bertanya pada Nizar, dia menjawab “Gas”. Lalu aku mencari anggota yang tersisa untuk gitar dan drum,” tambah Julius.

EP debut Inveigh Dinamika adalah representasi dari krisis kehidupan atau krisis paruh baya pasca 30 Inveigh. Sebuah wasiat dan kesaksian tentang dinamika orang dewasa (kebanyakan berkeluarga) menghadapi kerasnya kehidupan sehari-hari. Terkadang bercerita tentang mengenang kenangan masa remaja, terkadang mencoba menghidupkan kembali ambisi yang belum tercapai. Band ini terdiri dari tiga orang pasca 30 dengan bungsu mereka, gitaris yang baru saja mengalami krisis seperempat kehidupan.

Secara umum, EP Dinamika mengangkat tema “krisis paruh baya” berdasarkan istilah psikologi Midlife Crisis karya Elliott Jaques, seorang psikoanalis asal Kanada. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 1965, Elliott Jaques, yang saat itu berusia 48 tahun dan seorang psikoanalis dan konsultan organisasi Kanada yang relatif tidak dikenal, menciptakan istilah “krisis paruh baya.” Jaques menulis bahwa selama periode ini, kita berhadapan dengan keterbatasan kita, kemungkinan kita yang terbatas, dan kematian kita. Orang yang mengalami krisis paruh baya mungkin mempertanyakan pilihan hidup mereka dan memikirkan arah baru.

Jaques mencatat bahwa pasien berusia pertengahan hingga akhir 30-an tampaknya mengalami masa depresi dan perubahan gaya hidup mendadak saat mereka menghadapi potensi tentang kematian mereka sendiri. Gagasan bahwa krisis paruh baya adalah sebuah kepastian biologis pun menyebar. Saat ini, hal ini umumnya dikaitkan dengan stereotip pria paruh baya yang membeli mobil mewah atau mengakhiri pernikahan untuk mendapatkan kembali rasa awet muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JORDY RIZ RILIS "MENGALAH TETAP SALAH", KISAHKAN PERJALANAN DRAMA ROMANTIKA YANG MELELAHKAN

“Gak enak banget”. Sebuah ungkapan yang sepertinya bisa menggambarkan rasanya menjadi orang yang selalu dianggap salah oleh pasangan, sampai...