Selasa, 03 September 2024

KOIL RILIS ANTHEM UNTUK PERSIB BANDUNG BERJUDUL "HANYA UNTUK MENANG"

Grup industrial rock/metal asal Bandung, Koil, merilis lagu berjudul “Hanya Untuk Menang” Sabtu, 17 Agustus 2024. Perilisan ini adalah persembahan spesial atau anthem dari Otong (vokal), Donnyantoro (gitar), Vladvamp (bass, synthesizer), dan Leon Legoh (drum) untuk klub satu kota sekaligus favorit mereka sepanjang masa, PERSIB Bandung.

Lazimnya, karya-karya Koil sejak Megaloblast (2001) dan Blacklight Shines On (2007), trek “Hanya Untuk Menang” juga punya ciri khas yang berkelas: masih menyemburkan badai riff eksotis yang bersumber dari khazanah musik kencang kegemaran Donnyantoro selaku pencipta lagu sekaligus mesin utama musikal Koil.

Pembeda dan sisi istimewanya, trek ini terdengar otentik dan jejak-jejaknya tidak terdeteksi dari katalog-katalog musik Koil yang pernah ada sebelumnya. Karakteristik aransemen yang tersuguh terdengar lebih benderang, lantang nan menghantam, melodius, dan beraurakan atmosfer pemicu semangat yang super anthemic, lengkap dengan energi bergemuruh dan rancaknya nyala vokal saling bertautan yang membuat bergidik. “Sejak dulu saya pengin sekali bikin lagu yang mudah dinyanyikan oleh banyak orang, meskipun saya pernah melakukannya untuk lagu “Aku Rindu” dari album ‘Blacklight’, namun kali ini pengin dengan kadar dan level yang sedikit berbeda, lebih tepatnya seperti chant fans bola ketika mereka tengah menyaksikan langsung tim kesayangannya berlaga di dalam stadion,” ujar Donny sapaan akrabnya.

Bobotoh, sebagaimana kita ketahui adalah salah satu supporter bola yang terkenal massif, loyal, dan unik dalam urusan dukung mendukung klub kesayangannya yang berjuluk “Maung Bandung” itu, termasuk gelegar kekhasan chants yang kerap kali mereka gemakan di setiap laga PERSIB. “Pada suatu masa tetiba kepala saya seperti disambar petir. Sambaran itu lantas menghasilkan pola chanting, nadanya terus terngiang-ngiang dan menempel di kepala. Karenanya saya jadi semakin terpicu untuk membuat lagu dengan gaya seperti chants para fans bola,” katanya.

Lebih jauh, Donny juga mengaku memiliki hubungan emosional dengan PERSIB yang secara otomatis membawa rasa sentimental yang menggelora ketika tengah berproses menciptakan lagu “Hanya Untuk Menang”, salah satunya perihal ingatan pengalaman langsungnya menyaksikan PERSIB berlaga di dalam stadion bersama dengan ribuan Bobotoh. “Saya pribadi punya pengalaman pertama kali menonton langsung PERSIB berlaga di stadion itu ketika masih kecil. Sudah lama sekali, kira-kira sekitar tahun 1987. Saya dan Otong diajak oleh Almarhum Ayah. Di hari itu, PERSIB melakoni laga persahabatan melawan PSV Eindhoven (Belanda) di Stadion Siliwangi. Belakangan, saya menonton lagi ke stadion. Kali ini dengan anak yang juga pecinta sepak bola dan PERSIB, yang secara tidak langsung mendorong terulangnya memori dan ingatan masa lalu, terutama suasana riuh, gemuruh, dan beragam atmosfer lainnya yang pernah saya rasakan dulu,” ujarnya.

Momentum itu pula yang menurut penuturannya kemudian semakin mengencangkan gairahnya untuk membuat lagu bagi PERSIB dengan pendekatan yang anthemic. “Pengalaman langsung berada di stadion bersama ribuan Bobotoh itu jadi membuat semacam ada hubungan khusus nan emosional dengan tim dari pada ketika saya menontonnya di depan layar kaca. Emang PERSIB Bandung teh kudu meunang!,” kata Donny menambahkan.

Dari berbagai latar pemikiran dan pengalaman itu pula lagu “Hanya Untuk Menang” semakin nyata perbedaannya dibandingkan dengan lagu-lagu Koil yang pernah dirilis. Corong vokal yang sejatinya milik Otong seorang, kali ini dibagi menjadi 9 vokal utama. Di luar Otong dan 3 personil Koil yang juga ikut bernyanyi, ada 5 vokal tamu yang berbunyi sejajar dan sama keras. Mereka adalah Al Azthra Verdijantoro, Haryo Yudanto, Herbert Donny Indra, Joseph Cosmasyatta Siddi Widyasto, dan Marliana (Deana). “Saya penginnya memang membuat bunyi yang repetitif. Lagu ini bisa dibilang dari awal sampai akhir nadanya kurang lebih serupa, begitupun dengan liriknya yang cenderung lugas dan berulang-ulang. Tujuannya sesederhana agar mudah dinyanyikan. Dan harapan terbesar kami tentu agar di kemudian hari lagu “Hanya Untuk Menang” bisa dinyanyikan (sebagai chant) oleh para Bobotoh ketika PERSIB sedang berlaga,” kata Donny lagi yang kali ini juga berperan menulis lirik.

Menariknya, lagu “Hanya Untuk Menang” tercipta dan sudah rampung ditulis sejak bulan Februari 2024, atau berjarak 3 bulan menjelang PERSIB menasbihkan diri sebagai juara Liga 1 2023/2024, melengkapi torehan juara di musim perdana Liga Indonesia edisi 1994/1995 yang merupakan penggabungan dua kompetisi nasional, yaitu Perserikatan dan Galatama dan gelar juara kedua kali yang diraih pada musim 2014 atau musim yang dikenal dengan tajuk Liga Super Indonesia. Dengan demikian Pangeran Biru kini mencatatkan sejarah sebagai tim yang telah meraih tiga predikat kampiun dan berhak memasang tiga bintang di jersey kebanggaan dalam setiap laga yang akan dilakoni di pelbagai kompetisi rumput hijau tahun 2024/2025.

Meskipun lagu ini diciptakan sebagai anthem bagi PERSIB BANDUNG, secara tema, diakui Donny, “Hanya Untuk Menang” juga memiliki arti yang lapang dan bisa diterapkan di berbagai sisi kehidupan setiap manusia, dengan kata lain tidak melulu dan harus berhubungan secara langsung dengan sepak bola. “Motif dari lagu ini memang untuk memicu semangat agar PERSIB terus menang dalam setiap pertandingan. Tapi semangat di sini juga berkonotasi untuk menjaga kedamaian. Karena untuk menang kita tidak harus berperang. Kita semua juga harus yakin dan optimis kalau kita bisa menang dalam konteks apa pun, kemenangan adalah tema yang harus kita jalani dalam hidup. Kita harus punya semangat yang paling maksimal untuk menuai hasil yang juga optimal. Jadi, “Hanya Untuk Menang” itu adalah keyakinan untuk diri sendiri dan yakin dengan apa yang kita jalani".

Segendang sepenarian, Leon Legoh juga mengatakan: “Buat penggemar musik Indonesia, walau lagu ini secara khusus dibuat untuk PERSIB, tapi semangat yang Koil berikan berupa lirik dan musik di lagu ini adalah bahasa universal untuk sebuah semangat positif dan pantang menyerah yang bisa diaplikasikan ke semua hal dalam keseharian kita sebagai manusia". “Ini adalah persembahan spesial dari Koil untuk PERSIB secara keseluruhan, mulai dari Pemain, Bobotoh, Pengurus, dan semua yang mencintai dan mendukung PERSIB. Kita semua mencintai dan fans PERSIB, kebetulan kita musisi maka kita mempersembahkannya dalam bentuk lagu. Jadi buat para Bobotoh mari kita nyanyikan lagu "Hanya Untuk Menang" di setiap kesempatan untuk mendukung PERSIB,” kata Leon menambahkan.

Di sisinya yang lain, rilisnya lagu “Hanya Untuk Menang” adalah statement lanjutan bahwasanya Koil nyatanya tidak pernah tergerus zaman dan justru semakin prima dalam urusan merumus dan menciptakan karya baru yang mumpuni dan ajaibnya lagi memang selalu saja punya cara untuk mengarungi terjalnya belantara industri musik. Belakangan, Koil yang mengibarkan panjinya sejak tahun 1993 itu terus berupaya menebus janji menyelesaikan album penuh keempat yang tertunda belasan tahun lamanya. Sejak pagebluk, Koil, terus menarik tuas gas tanpa tedeng aling-aling dengan melepas berbagai proyek rilisan, baik itu album demo, cover songs, EP, proyek rekam ulang, dan rentetan lagu baru lengkap dengan bejibun varian versi remix-nya.

Secara teknis, “Hanya Untuk Menang” direkam di Bandung pada kuartal kedua 2024 dengan proses akhir audio—mixing dan mastering—oleh Al Azthra Verdijantoro alias Azthraal. Di luar melibatkan 5 vokalis tamu, lagu ini juga menghadirkan satu tamu khusus pada departemen dawai empat senar yaitu Iskandar Kunaefi. Sementara untuk sampulnya dikerjakan langsung oleh tangan dingin sang pencabik bass, Vladvamp.

Lagu dengan durasi tiga menit lebih 10 detik ini sudah bisa didengarkan di beragam toko musik digital seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music, Deezer, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KOSONG" AWAL YANG BARU BAGI RUANG SENJA

Sebuah awal yang baru bagi Ruang Senja memulai karier di industri musik professional dengan mengeluarkan single pertama yang berjudul “KOSON...