Minggu, 20 Juli 2025

Dawn of Awakening, Debut Mini Album dari Utjale yang Penuh Luka, Cinta, dan Penemuan Diri


Bagi utjale (Muhammad Kautsar), hidup adalah kumpulan pengalaman yang membentuk siapa kita. Entah itu kebahagiaan, patah hati, penyesalan, atau kehilangan—semuanya meninggalkan jejak.

Melalui EP debutnya Dawn of Awakening, yang akan rilis pada 4 Juli 2025, utjale mengajak kita menyelami perjalanan tersebut: tentang mencintai, kehilangan, dan akhirnya… menemukan kembali diri sendiri. “Buat gue, Dawn of Awakening itu adalah permulaan sebelum gue transform,” ujar utjale. “Kayak sinar pertama waktu matahari terbit—kadang, lo harus lewatin malam yang gelap dulu sebelum akhirnya lo bisa terbangun".


Mini album ini terdiri dari 6 lagu, dimulai dengan Hypocrite (A Sinner’s Confession)—sebuah refleksi penuh penyesalan tentang kesalahan masa lalu dan keinginan untuk berubah. EP ini ditutup dengan Coming Home to Me, sebuah ballad alternative-country yang menggambarkan kekecewaan setelah berusaha dilihat oleh seseorang yang akhirnya tidak membalas perasaan itu, dan bagaimana perjalanan itu justru membawanya pulang—kembali ke dirinya sendiri.

Secara sonik, Dawn of Awakening mengeksplorasi berbagai genre seperti alternative rock, dream pop, hingga country. EP ini diproduseri oleh utjale bersama sejumlah kolaborator seperti Daffa Reyza Rafif (dari band Eleanore) untuk lagu JEANS dan Hypocrite, serta Jauza Muhamad dan Indinagoro Satriajati (dari band Rahardja) untuk What If I Fall in Love with You?, Can’t Let You Go, dan keep. Sementara Coming Home to Me diproduseri oleh utjale bersama Noey (bassist Java Jive).


Bagi utjale, Dawn of Awakening bukan sekadar debut, tapi penanda awal dari perjalanan musiknya. Lahir dari keluarga musisi—putra dari produser legendaris Noey (Java Jive, Peterpan, Nidji, D’Masiv, dll) dan adik dari Jauza Muhamad—utjale menyadari bahwa ia memulai perjalanannya dengan privilese yang tidak dimiliki semua orang.

Namun justru karena itulah, dia merasa tanggung jawabnya semakin besar: untuk tidak hanya mewarisi nama, tapi menciptakan suara yang benar-benar miliknya. Suara yang lahir dari luka, dari cinta yang tak terbalas, dari pergolakan batin yang akhirnya membawanya kembali pulang—kepada dirinya sendiri.


Melalui EP ini, ia berharap setiap pendengar bisa menemukan refleksi dari pengalaman mereka sendiri. Karena menurutnya, setiap luka, cinta, dan kehilangan—adalah bekal menuju versi terbaik dari diri kita. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lucien Sunmoon Mengabadikan Kenangan lewat Single Baru Memoria

Unit dreampop berisikan para remaja bertalenta, Lucien Sunmoon, kembali menelurkan sebuah single manis bertajuk “Memoria”. Ditulis dalam Bah...